Bahaya Penggunaan Ponsel. Solusinya?
Saat ini, orang tidak bisa jauh dari perangkat ponsel pintar. Mulai dari bangun tidur, perjalanan kereta, di kantor, bahkan di tempat tidur saat akan beristirahat. Pertanyaannya, apakah kedekatan smartphone tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia?
Meski belum ada penelitian ilmiah yang konklusif tentang dampak radiasi ponsel, tapi mungkin bila kita ingin menghindari resiko, sebaiknya lihat infografik yang kami lampirkan di bawah.
Data tersebut berasal dari Kantor Federal Jerman di bidang Perlindungan Radiasi (Bundesamt für Strahlenschutz) yang menjaga basis data yang komprehensif dari smartphone dan tingkat radiasi yang dipancarkan.
Meskipun tidak ada pedoman universal untuk tingkat emisi yang dianggap berbahaya, Jerman mengeluarkan sertifikat ramah lingkungan atau dikenal sebagai Blue Angel pada ponsel dengan tingkat radiasi kurang dari 0,6 watt per kilogram.
Dalam laporannya disebutkan bahwa saat ini smartphone dengan tingkat radiasi tertinggi adalah Mi A1 yang diproduksi perusahaan China, Xiaomi. Secara umum, mayoritas pelanggar batas emisi terburuk adalah ponsel yang diproduksi China.
Beberapa merek ponsel terkenal masuk dalam daftar, seperti Samsung, Apple iPhone, Xiaomi, Nokia, Motoroal, LG, Sony, BlackBerry.
Berikut ini adalah daftar lengkap smartphone yang memancarkan radiasi paling tinggi:
Sangat penting bagi pengguna smartphone untuk mulai memperhatikan besaran radiasi yang diterima setiap harinya. Kita bisa mulai mengurangi pemakaian smartphone, jika biasanya selalu menggunakan ponsel seharian, cobalah melakukan aktifitas lain sebagai gantinya.
Perlu kita ketahui juga, memakai ponsel terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko diabetes pada anak-anak. Para peneliti dari London University melakukan survey pada lebih dari 4.000 anak-anak usia 9-10 tahun. Hasilnya, ditemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan yang lebih dari tiga jam menatap layar ponsel dalam sehari memiliki ukuran lemak tubuh yang lebih tinggi dan tanda-tanda resistensi insulin.
Resistensi insulin terjadi saat tubuh berhenti merespons terhadap insulin, dimana insulin merupakan hormon yang menggerakkan gula dari aliran darah dan menuju sel.
Meski belum ada penelitian ilmiah yang konklusif tentang dampak radiasi ponsel, tapi mungkin bila kita ingin menghindari resiko, sebaiknya lihat infografik yang kami lampirkan di bawah.
Data tersebut berasal dari Kantor Federal Jerman di bidang Perlindungan Radiasi (Bundesamt für Strahlenschutz) yang menjaga basis data yang komprehensif dari smartphone dan tingkat radiasi yang dipancarkan.
Meskipun tidak ada pedoman universal untuk tingkat emisi yang dianggap berbahaya, Jerman mengeluarkan sertifikat ramah lingkungan atau dikenal sebagai Blue Angel pada ponsel dengan tingkat radiasi kurang dari 0,6 watt per kilogram.
Dalam laporannya disebutkan bahwa saat ini smartphone dengan tingkat radiasi tertinggi adalah Mi A1 yang diproduksi perusahaan China, Xiaomi. Secara umum, mayoritas pelanggar batas emisi terburuk adalah ponsel yang diproduksi China.
Beberapa merek ponsel terkenal masuk dalam daftar, seperti Samsung, Apple iPhone, Xiaomi, Nokia, Motoroal, LG, Sony, BlackBerry.
Berikut ini adalah daftar lengkap smartphone yang memancarkan radiasi paling tinggi:
Sangat penting bagi pengguna smartphone untuk mulai memperhatikan besaran radiasi yang diterima setiap harinya. Kita bisa mulai mengurangi pemakaian smartphone, jika biasanya selalu menggunakan ponsel seharian, cobalah melakukan aktifitas lain sebagai gantinya.
Perlu kita ketahui juga, memakai ponsel terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko diabetes pada anak-anak. Para peneliti dari London University melakukan survey pada lebih dari 4.000 anak-anak usia 9-10 tahun. Hasilnya, ditemukan bahwa anak laki-laki dan perempuan yang lebih dari tiga jam menatap layar ponsel dalam sehari memiliki ukuran lemak tubuh yang lebih tinggi dan tanda-tanda resistensi insulin.
Resistensi insulin terjadi saat tubuh berhenti merespons terhadap insulin, dimana insulin merupakan hormon yang menggerakkan gula dari aliran darah dan menuju sel.
Kondisi ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi. Itulah sebabnya mengapa resistensi insulin adalah risiko terkena diabetes tipe 2. Obesitas dan ketidakaktifan, serta riwayat keluarga, juga dianggap sebagai faktor risiko utama.